Rabu, 18 Juni 2008

PENGEMBANGAN AGROPOLITAN

Pembangunan merupakan suatu proses yang kontinyu dengan mengalokasikan segala sumber daya dan mempunyai tujuan akhir kesejahteraan. Pembangunan yang dilaksanakan selama ini yang hanya berorientasi pada capaian ekonomi telah menyebabkan adanya ketimpangan di perkotaan dan perdesaan.

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah mendorong upaya-upaya pembangunan di kawasan perdesaan. Meskipun demikian, pendekatan pengembangan kawasan perdesaan seringkali dipisahkan dari kawasan perkotaan. Hal ini telah mengakibatkan terjadinya proses urban bias yaitu pengembangan kawasan perdesaan yang pada awalnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan malah berakibat sebaliknya yaitu tersedotnya potensi perdesaan ke perkotaan baik dari sisi sumber daya manusia, alam, bahkan modal (Douglas,1986).

Kegagalan pembangunan di wilayah perdesaan telah menimbulkan derasnya proses (speed up processes) migrasi penduduk yang berlebihan dari wilayah perdesaan ke kawasan kota kota besar, karena itu berkembanglah sektor-sektor informal dan pemukiman-pemukiman kumuh di perkotaan.
Kondisi ini pada akhirnya juga memperlemah kondisi wilayah perkotaan yang sebelumnya mengalami kemajuan yang cukup pesat. Keadaan ini selanjutnya menimbulkan persoalan-persoalan dalam masyarakat kawasan kota yang sudah terlalu padat, sehingga menimbukan pencemaran hebat, permukiman kumuh. keadaan sanitasi yang buruk, menurunnya kesehatan dan pada gilirannya akan menurunkan produktivitas masyarakat kawasan perkotaan.
Berdasarkan kondisi tersebut, tidak berarti pembangunan perdesaan menjadi tidak penting, akan tetapi harus dicari solusi untuk mengurangi urban bias dan migrasi penduduk perdesaan. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu alternatif solusi dalam pengembangan kawasan perdesaan tanpa melupakan kawasan perkotaan. Melalui pengembangan agropolitan, diharapkan terjadi peningkatan ekonomi penduduk di perdesaan kawasan agropolitan. Melalui pendekatan ini, produk pertanian dari kawasan produksi akan diolah terlebih dahulu di pusat kawasan agropolitan sebelum di jual (ekspor) ke pasar yang lebih luas sehingga nilai tambah tetap berada di kawasan agropolitan. Pentingnya sumber daya manusia dalam hal ini adalah agar potensi yang ada di perdesaan dapat digarap secara optimal untuk dipergunakan bagi peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri (Rustiadi,2004)
Read More......